Bersabarlah. Dia sedang menduga. Keluh mu tidak akan menghilangkan duka itu walau sedikit cuma. Malah, keluh mu menambah berat di bahu kirimu saja. Apa lagi tangis. Cuma bawa derita pada sepasang kelopak indah yang Dia cipta indah khas buat mu. Kalau ada pun sama mungkin mirip saja. Sudah lah dengan kesedihan. Sabar ya sayang ? Aku tau kau tabah.
Arghhhh... Sialan. Bedebah.
Kamu tidak faham derita ku. Aku sudah cukup sengsara. Asyik bertemu dengan ranting-ranting yang salah. Yang salah. Yang salah. Yang salah. Yang salah. Yang salah. Yang salahhhhhhhhhhh.. Penat. Aku hampir sampai tahap putus asa. Tuhan... ampun kan aku. Hamba mu yang selalu lupa.
Ranting-ranting, tolong jangan ambil sisa kekuatan yang ada dari aku. Itu saja yang aku ada. Kalau diambil lagi, aku tak tahu aku bisa berdiri lagi atau terkapai dalam noda.
Di mana silapnya jalanan ini ? Otak ku tak mampu berfikir nahtijah semua nya. Aku pingin ada. Aku pingin rasa. Aku pinginnnn banget. Kenapa jalannya terasa sangat jauh dan mustahil ? Atau adakah aku ini selayaknya berteman lara ?
Kasian mamak dan bapak. Punya anak seperti aku. :'(
No comments:
Post a Comment
Nak komen? Sila layan diri..